Mencoba
sholat tahajjud, karena rasa syukur
Mencoba
sedekah, karena rasa syukur.
Bukan
semata-mata karena kepentingan dan keinginan dunia.
Tak mengapa kita sholat malam, karena ingin
diangkat derajatnya oleh Allah. Puasa daud karena ingin diubah menjadi kaya.
Sholat Dhuha karena ingin dibukakan rezeki dan kemudahan. Sholat tahajjud
karena ingin doanya cepat terkabul. Sedekah karena ingin dibanyakkan rezeki,
tak mengapa. Tapi mengapa kita tidak mencobanya dengan semangat rasa syukur.
Sholat dhuha, sebab berterimakasih kepada
Allah, masih bisa menikmati pagi, bisa sarapan yang enak, bisa menikmati
hangatnya minum teh, bisa sekolah, bisa kuliah, bisa kerja. Bangun tidur yang
diingat Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Kumpulkan semangat rasa syukur di
pagi hari, apa saja yang bisa disyukuri, lalu ambil wudhu dan sholat dhuha.
Sholat tahajjud, sebab juga rasa syukur,
masih bisa bangun, tubuh sehat, keluarga lengkap. Lalu tahajjud, berterimakasih
kepada Allah.
Sedekah, bukan saja ingin diperbanyak
rezeki, tapi ingin bersyukur. Alhamdulillah… jantung sehat, ginjal normal, kaki
dan tangan lengkap.
Membaca Al Qur’an, bukan saja ingin meraup
pahala dan kebaikan, bukan saja ingin syafaat atau pertolongan Allah, tapi
karena juga rasa syukur. Diberi tangan, mata, telinga, mulut, maka kita
bersyukur dengan membuka lembaran Al Qur’an dengan tangan, dan melihat Al
Qur’an, lalu membacanya.
Temukan ibadah sebab rasa syukur. Rasa
nikmatnya, mari kita temukan. Apalagi jika bisa bersyukur di kala sempit,
susah, dan sedih. Karena bersyukur di saat senang, banyak uang, dapat modal,
lulus sekolah, diwisuda, nilai bagus, dll, kesenangan, terbilang sudah “biasa”.
Syukur yang lebih hebat, adalah saat kebalikannya.
Misal, sudah berusaha keras namun IPK jelek. Dalam keadaan sedih, lalu ambil
wudhu. Shalat dhuha… ingin berterimakasih masih bisa kuliah. Dalam keadaan
sedih, bilang terimakasih kepada Allah lewat sholat dhuha. Ini luar biasa.
0 comments:
Post a Comment