Inilah
ayat-ayat Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa Allah menjamin rezeki setiap manusia
baik yang beriman maupun tidak. Di antaranya sebagai berikut:
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya orang-orang musyrik itu
najis (kotor jiwa), karena itu janganlah mereka mendekati Masjidil haram setelah
tahun ini. Dan Jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak
datang), maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya,
jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (QS. At-Taubat [9]: 28)
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan
shalat pada hari Jum’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual-beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila
salat telah dilaksanakan, maka bertebarlah kamu di bumi; carilah karunia Allah
dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. Dan apabila mereka
melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya, dan mereka
tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah, “Apa yang
ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan,” dan Allah
Pemberi Rezeki yang terbaik. (QS. Al-Jumu’ah
[62]: 9-11)
Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan
menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat
menyombongkan diri. Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara
terang-terangan. Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan
diam-diam, maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu,
sungguh Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari
langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” Mengapa kamu tidak
takut akan kebesaran Allah? (QS. Nuh
[71]: 7-13)
Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak dapat membawa
(mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan
kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Al-Ankabut [29]: 60)
Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang membatasi baginya. Sungguh Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (QS.
Al-Ankabut [29]: 62)
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit
dan dari bumi?” Katakanlah, “Allah,” dan sesungguhnya kamu atau kamu
(orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang
nyata. (QS. Saba’ [34]: 24)
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai urusan) yang mmpunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu. Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia,
maka tidak ada yang dapat menahannya dan apa saja yaang ditahan-Nya maka tidak
ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana. Wahai manusia! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah
pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan
dari bumi? Tidak ada tuhan selain Dia; maka mengapa kamu berpaling (dari
ketauhidan)? (QS. Fathir [35]: 1-3)
dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,
“Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah
menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Hud [11]: 61)
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka
jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian daari rezeki-Nya. Dan
hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk [67]: 15)
Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan
(diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah.
Sungguh Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah [2]: 195)
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang
telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi
jual-beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang
kafir itulah orang yang zalim. (QS.
Al-Baqarah [2] :254)
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena
mereka berkata bahwa jual-beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah
menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan
dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu
menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa
mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamya. Allah
memusnakan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang
tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa. Sungguh orang-orang yang beriman,
mengerjakan kebaikan, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka
tidak bersedih hati. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
da tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman. Jika
kamu tida melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah da rasul-Nya.
Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak
berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan). Dan jika (orang
berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh
kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada
Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa
yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan). (QS. Al-Baqarah [2]: 275-281)
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-piutang
untuk waktu yang ditentukan, hedaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak
untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka
hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan,
dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi
sedikit pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau
lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekannya sendiri, maka hendalah
walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka
boleh seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu
sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa maka yang seorang
lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil.
Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu)
kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat
menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali
dalam hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu,
maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi
apabila kamu berjual-beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu saksi
juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh hal itu suatu
kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran
kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah [2]: 282)
Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang
penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian
kami memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Dan
janganlah kamu menyembunyikan kesaksian karena barang siapa yang
menyembunyikannya, sungguh hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah [2]:
283)
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku
atas dasar suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sungguh
Allah Maha Penyayang kepadamu. (QS.
An-Nisa [4]: 29)
Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus)
Syu’aib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah.
Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang
kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan
dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan
di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika
kamu orang beriman.” (QS. Al-A’raf [7]:
85)
Sesugguhnya Allah membeli dari orang-orang
mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh,
(sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an Dan
siapaka yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan
jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenagan yang
agung. Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji Allah,
mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, yang menyuruh berbuat makruf
dan mencegah dari yang mungkar, dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan
gembirakanlah orang-orang yang beriman. (QS.
At-Taubat [9]: 111-112)
Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Dia
berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dan
janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu
dalam keadaan yang baik (makmur). Dan sesungguhnya aku khawatir kamu akan
ditimpa azab pada hari yang membinasakan (kiamat). Dan wahai kaumku! Penuhilah
takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia
terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan
berbuat kerusakan. Sisa (yang halal) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika
kamu orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.” (QS. Hud [11]: 84-86)
Dan berikanlah kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkankan (hartamu) secara
boros. (QS. Al-Isra’ [17]: 26)
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timanglah dengan
timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS. Al-Isra’ [17]: 35)
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya,
seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang
berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu)
pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya
(saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang
yang dikehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana
telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih
(menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang, orang yang tidak dilalaikan
oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan
menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi
guncang (hari Kiamat), (mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada
mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar
Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa
saja yang Dia kehendaki tanpa batas. (QS.
An-Nur [24]: 35-38)
Katakanlah (Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman,
“Hendaklah mereka melaksanakan shalat, menginfakkan sebagian rezeki yang Kami
berikan secara tersembunyi atau terang-terangan sebelum datang hari, ketika
tidak ada lagi jual-beli dan persahabatan.” Allah-lah yang telah menciptakan
langit dan bumi dan menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air
hujan) itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan
Dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya,
dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu. Dan Dia telah menundukkan
matahari dan bulan bagimu yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan malam dan siang bagimu. Dan Dia telah memberikan kepadamu
segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat
Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat
zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim [14]: 31-34)
Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang
apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, di
antara keduanya secara wajar, dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah
dengan sembahan lain da tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, dan barang siapa melakukan
demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan
dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab
itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan
mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan.
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.(QS.
Al-Furqan [25]: 67-70)
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan
melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan
kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan
yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan
menambah karunia-Nya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri. (QS. Fathir [35]: 29-30)
Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
(Dengan demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).
(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali
kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia
mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu
masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia
mengetahui tentang orang yang bertakwa. Maka tidakkah engkau melihat orang yang
berpaling (dari Al-Qur’an)? Dan dia memberikan sedikit (dari apa yang
dijanjikan) lalu menahan sisanya. Apakah dia mempunyai ilmu tentang yang gaib
sehingga dia dapat melihat(nya)? Ataukah belum diberitakan (kepadanya) apa yang
ada dalam lembaran-lembaran (Kitab suci yang diturunkan kepada) Musa? Dan
(lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (yaitu) bahwa
seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwa manusia
hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu
kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan yang paling
sempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu). (QS. An-Najm [53]: 31-42)
Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu
jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil
dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. (QS. Ar-Rahman [55]: 7-9)
Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu
perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, niscaya Allah
mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga
‘Adn. Itulah kemenangan yang agung, dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu
sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan
sampaikanlah berita gembira kepada orng-orang mukmin. (QS. As-Shaff [61]: 10-13)
Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!
(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta
dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain),
mereka mengurangi, Tidakkah mereka itu mengira bahwa sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (Yaitu) pada hari (ketika) semua
orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam. Sekali-kali jangan begitu!
Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar tersimpan dalam Sijjin. Dan tahukah apakah Sijjin itu? (Yaitu) kitab yang berisi
catatan (amal). (QS. Al-Muthaffifin [83]:
1-9)
Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. (QS. An-Nahl [16]: 97)
Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah
Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung. (QS. Al-Hajj [22]: 77)
Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu,
begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui ang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.
At-Taubat [9]: 105)
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya, aku ini hanya seorang manusia
seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnyaTuhan kamu adalah
Tuhan yang Maha Esa.” Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya
maka hendaklah dia mengerjakan kebajika dan janganlah dia menyekutukan dengan
sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (QS. Al-Kahf [18]: 110)
Barang siapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya
sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-(Nya). (QS. Fushshilat [41]: 46)
Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila
kamu bertolak dari ‘Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram. Dan berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah
memberi petunjuk kepadamu, sekalipun
sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu. Kemudian
bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak (‘Arafah) dan mohonlah
ampunan kepada Allah. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah [2]: 198-199)
Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) denga apa yag mereka
kerjakan. Dan Tuhan tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu
Mahakaya, penuh rahmat. Jika Dia menghendaki, Dia akan memusnakan kamu dan
setelah kamu (musnah) akan Dia ganti dengan yang Dia kehendaki, sebagaimana Dia
menjadikan kamu dari keturunan golongan lain. (QS. Al-An’am [6]: 132-133)
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di
bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu
musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah
[2]: 168)
“Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu (manusia)
apa yang ada di bumi, dan kapal yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya.
Dan Dia menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan
izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.” (QS. Al-Hajj [23]: 65)
Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan
nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi, di antara manusia ada yang
membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa kitab yang
memberi penerangan. (QS. Luqman [31]: 20)
Allah-ah yang menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar di
atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya,
dan agar kamu bersyukur. Dan Dia menudukkan apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh dalam hal yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berpikir. (QS.
Al-Jatsiyah [45]: 12-13)
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja
keras (untuk urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan
hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS.
Asy-Syarh [94]: 7-8)
Dan sungguh kelak Tuhanmu pasti memberi karunia-Nya kepadamu, sehingga
engkau menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia
melindungi(mu). Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu
Dia memberikan kecukupan. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku
sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah engkau
menghardik(nya). Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan
bersyukur). (QS. Adh-Dhuha [93]: 5-11)
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang
menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka
celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,
yang berbuat riya, dan enggan memberikan bantuan. (QS. Al-Ma’un [107]: 1-7)
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka
laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah
yang terputus (dari rahmat Allah). (QS.
Al-Kausar [108]: 1-3)
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya
bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’d [13]: 11)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman [55]: 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38,
40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, 77)
Wallahu a’lam bish-shawab.
0 comments:
Post a Comment