وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ
مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (١٦) إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ
الشِّمَالِ قَعِيدٌ (١٧) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
(١٨)
(16)
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (17)
(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di
sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. (18) Tidak ada suatu kata yang
diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap
(mencatat). (Q.S. Al-Qaf : 16-18)
Ketika
kita melakukan aktifitas sehari-hari, hampir pasti kita melakukan interaksi
dengan orang lain. Baik dengan saling berbicara maupun melakukan sebuah
aktifitas bersama. Ada kalanya kita melakukan sesuatu dengan spontan tanpa
memikirkan baik buruknya dari ucapan atau perilaku kita. Apa yang keluar dari
ucapan dan perilaku kita pastinya bermula dari hati kita.
Allah
menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dan berkuasa penuh untuk
menghidupkannya kembali pada hari Kiamat dan Ia tahu pula apa yang dibisikkan
oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan. Bisikan hati ini (dalam Bahasa
Arab) dinamakan ḥadiisun nafsi.
Bisikan hati tidak dimintai pertanggung jawaban kecuali jika dikatakan atau
dilakukan.
Allah
swt lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri. Ibnu Mardawaih
telah meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Sa’id bahwa Nabi saw bersabda :
“Allah dekat kepada manusia (putra Adam) dalam empat keadaan , Ia lebih
dekat kepad manusia daripada urat lehernya, Ia seolah-olah dinding diantara
manusia dengan hatinya. Ia memegang setiap binatang pada ubun-ubunnya, dan Ia
bersama dengan manusia di mana saja mereka berada.” (Riwayat Ibnu Mardawaih).
Allah
menerangkan bahwa walaupun Ia mengetahui setiap perbuatan hamba-hamba-Nya,
namun Ia memerintahkan dua malaikat untuk mencatat segala ucapan dan perbuatan
hamba-hamba-Nya, padahal Ia sendiri lebih dekat dari pada urat nadi leher
manusia itu sendiri. Malaikat itu ada di sebelah kanan mencatat kebaikan dan
yang di sebelah kiri mencatat kejahatan.
“Dan setiap manusia telah Kami
kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami
keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. ‘Bacalah kitabmu,
cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu’.” (Q.S.
Al-Isra : 13-14)
Al-Hasan
al-Basri berkata, “Demi Allah, adil benar Tuhan yang menjadikan diri mu sebagai
penghisab atas diri mu sendiri.” Abu Usamah meriwayatkan bahwa Nabi saw
bersabda, “Malaikat yang mencatat kebajikan memimpin malaikat yang mencatat
kejahatan. Jika manusia berbuat kebajikan, malaikat di sebelah kanan itu
mencatat sepuluh kebajikan, tetapi jika manusia berbuat suatu kejahatan, ia
berkata kepada yang di sebelah kiri, ‘Tunggu dulu tujuh jam, barangkali ia
membaca tasbih memohon ampunan’.”
Hadits
itu mengandung hikmah karena adanya malaikat di kanan dan kiri manusia mencatat
perbuatannya. Allah tidak menciptakan manusia untuk diazab, akan tetapi untuk
dididik dan dibersihkan. Setiap penderitaan itu bertujuan untuk meningkatkan
daya tahan dan melatih kesabaran. Setiap benda biasanya lebih banyak mengandung
kemanfaatan daripada kemadaratan, dan Allah menciptakan manusia dengan
tujuan-tujuan yang mulia bagi manusia sendiri. Kebaikan itu yang pokok,
sedangkan kejahatan itu datang kemudian. Benda (materi) pokoknya mengandung
kemanfaatan sedangkan madaratnya datang kemudian. Unsur yang empat pun
demikian: api, angin, air, dan tanah pokoknya untuk kemanfaatn manusia.
Kebakaran, angin topan, banjir, dan gempa bumi datangnya kemudian.
Itulah
mengapa membiasakan diri berucap dan berperilaku baik, karena pada dasarnya
hati itu mengarah kepada kebaikan, dan kejahatan itu datang setelah keluar
dalam ucapan maupun perilaku kita. Marilah kita menjaga hati, ucapan, dan
perilaku kita dengan kebaikan dan membiasakan diri melakukan kebaikan dari
hal-hal yang kecil.
source - image : http://www.pirasi.com/wp-content/uploads/2015/08/Malaikat-Pencatat-Amal11.jpg
0 comments:
Post a Comment