Diri kita adalah visualisasi perbuatan kita sehari-hari.
Diri kita adalah hasil dari pendidikan. Diri kita dipengaruhi oleh dua hal,
yaitu hati nurani dan hawa nafsu. Diri kita menentukkan jalan kehidupan kita.
Dan diri kita yang akan membawa kita ke surga atau ke neraka.
Diri akan mempunyai nilai positif jika sang pemiliki diri
itu selalu meningkatkan kualitas dirinya. Dengan cara apa? Dengan cara
berpegang teguh pada Al Qur’an dan sunah-sunah Nabi. Karena sesungguhnya dengan
berpegang teguh pada dua hal tersebut diri kita tidak akan tersesat, namun
menambah semangat dalam mencari kebenaran, serta kekuatan dan derajat diri yang
selalu meningkat.
Sebaliknya, diri akan mempunyai nilai negatif jika sang
pemilik diri itu meninggalkan apa-apa yang ada dalam Al Qur’an dan sunah-sunah
Nabi. Dengan begitu, diri kita akan tersesat, menurunkan semangat dalam mencari
kebenaran, serta kekuatan dan derajat diri yang selalu turun.
![]() |
Diri Kita Adalah Visualisasi Perbuatan Sehari-hari |
Nah, agar diri kita selalu bernilai positif, simaklah
terjemahan ayat-ayat dari Al Qur’an berikut ini:
“Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah,
padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (kitab Al Qur’an) kepadamu dengan
terperinci?” (Terjemahan QS. Al An’aam [6] : 114).
“Keputusan (hukum) itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Terjemahan QS. Yusuf [12] : 40).
“Katakanlah (Muhammad), “Apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah, padahal
Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya
sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa
orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-
Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.”” (Terjemahan QS. Al An’aam
[6] : 164).
“Katakanlah (Muhammad), “Apakah aku akan menjadikan
pelindung selain Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi
makan dan tidak diberi makan?” Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar
aku menjadi orang menjadi orang yang pertama berserah diri (kepada Allah), dan
jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.”” (Terjemahan QS.
Al An’aam [6] : 14).
“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan
orang-orang yang beriman, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, seraya
tunduk kepada Allah. Dan barangsiapa menjadikan Allah, Rasul-Nya, dan
orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sesungguhnya, pengikut
(agama) Allah itulah yang menang.” (Terjemahan QS. Al Maidah [5] : 55-56).
Wallahu’alam bish-shawabi.
0 comments:
Post a Comment