“Wahai orang-orang yang
beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan.” (QS.
Ash-Shaff [61]: 2-3)
“Mengapa kamu menyuruh orang
lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu
sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu
mengerti?” (QS.
Al-Baqarah [2]: 44)
Tiga ayat di atas merupakan
peringatan dari Allah atas perbuatan kita yang memberi peringatan,
memberi nasihat, atau memperintahkan kebaikan kepada orang lain,
namun kita sendiri tidak mengerjakannya. Perlu ditekankan di sini
bahwa ketiga ayat di atas bukanlah menjadi penghalang bagi kita untuk
berdakwah. Inilah kekeliruan persepsi sebagian orang yang tidak mau
berdakwah lantaran takut dengan ketiga ayat di atas. Jika kita lihat
hikmah dari ketiga ayat di atas, mungkin ketiga ayat di atas
memberikan rambu-rambu dalam berdakwah, memantapkan dan menguatkan
hati pendakwah, serta menjadi parameter dalam berdakwah.
Perlu diketahui juga bahwa
kita berdakwah dan melakukan apa yang kita dakwahkan merupakan dua
hal yang penting. Ini dijelaskan dalam QS. Luqman [31]: 17 yang
berbunyi:
“Wahai
anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang
makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk
perkara yang penting.” (QS.
Luqman [31]: 17)
Berkenaan dengan penjelasan
ayat-ayat di atas, Islam tidaklah mendorong terciptanya generasi NATO
(Not Action Talk
Only) atau OMDO
(Omong Doang) atau Omong kosong atau Tong Kosong Nyaring Bunyinya.
Orang akan lebih tergerak hatinya dan menyambut seruan yang kita
sampaikan apabila melihat contoh yang ada pada diri kita. Inilah yang
disebut dakwah teladan. Sepantasnya sebagai pendakwah, kita mencontoh
teladan kita, yaitu Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam.
Satu hal yang perlu diingat
bahwa jangan sekali-kali kita mencela atau merendahkan perbuatan baik
orang lain baik dalam ajakannya kepada kebaikan maupun larangannya
kepada kemungkaran. Misal: ‘ah,
lu omdo (omong doang)’.
Sebaiknya dalam hal ini kita memberikannya dukungan moril bahkan
kalau mau dan mampu, beri dukungan dana. Ini akan membuatnya merasa
dihargai dan menambah semangatnya dalam berdakwah.
Allah akan membalas semua
kebaikan yang dilakukan hamba-Nya walaupun seberat zarrah tidak
terkecuali Anda, saya, atau mereka. Ini sesuai dengan dua ayat
berikut ini:
“Dan
kebaikan apa pun yang mereka kerjakan, tidak ada yang mengingkarinya.
Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Ali ‘Imran [3]: 115)
“Maka
barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.” (QS.
Az-Zalzalah [99]: 7)
Wallahu a’lam
bish-shawab.
0 comments:
Post a Comment